I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat
tinggi di dunia (megabiodiversity country). Luas daratan Indonesia hanya 1,3 % dari luas
daratan dunia (Mc Neelyet al., 1990dalam Jepson. Pet al., 1994/1995) dimana 60 %
dari luas daratan itu terdiri atas hutan dengan luasan lebih kurang 144 juta ha. Hutan di
Indonesia kaya akan jenis flora dan fauna, dimana13 % dari jenis flora dan fauna yang
ada di dunia hidup dan berkembang di Indonesia.
Keanekaragaman hayati yang tinggi di hutan Indonesia, disebabkan oleh banyak
faktor. Menurut Deputi LIPI Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Prof. Dr. Endang Sukara
dalam Anonim (2007a). Keanekaragaman hayati di hutan Indonesia tinggi karena
Indonesia merupakan daerah tropis tanpa ayunan suhu yang besar, berasal dari dua
region geografis, memiliki berbagai macam iklim, berbagai macam habitat dan berbagai
isolasi sebaran berupa laut maupun pegunungan. Secara geografis letak Indonesia sangat
menguntungkan. Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu
Asia dan Australia, serta terletak di khatulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar
di dunia (Endarwati, 2003).
Keanekaragaman hayati di dalam hutan merupakan sumber daya alam yang
penting, tidak saja menjadi habitat dan kehidupan biota liar, tetapi juga untuk kehidupan
makhluk hidup di bumi karena hutan memegang peranan dalam menjaga keseimbangan
atmosfir dengan mengkonsumsi CO2 dan menghasilkan O2 yang sangat dibutuhkan
makhluk hidup di bumi (Shukla and Chandel, 1996dalam Rasidi, 2004).
Ekosistem hutan berperan sebagai habitat flora dan fauna. Menurut Alikodra
(1990), habitat adalah kawasan yang terdiri dari berbagai komponen, merupakan
kesatuan fisik dan biotik, dipergunakan sebagai tempat hidup dan berbiak satwa liar.
Salah satu fauna penting yang merupakan bagian dari ekosistem hutan yaitu burung.
Burung adalah kekayaan alam yang memiliki fungsi sebagai agen penyebar biji untuk
pemulihan kerusakan vegetasi hutan (Karret al., 1992dalam Partasasmita, 2003). Selain
itu, burung juga dapat memberikan manfaat pada ekosistem pertanian yang
menggantikan hutan. Masing-masing jenis mempunyai peranan yang berbeda, oleh
karena itu mempertahankan keberadaan beberapa jenis merupakan hal yang penting
(O'Connoret al., 2005)
Untuk kekayaan Avivauna, di Indonesia memiliki 1539 jenis dan menduduki
peringkat ke empat di dunia setelah Kolombia, Peru, dan Brazil yaitu sekitar 17 % dari
jumlah burung yang ada di dunia ((Jepson, 1994)). Sedangkan di benua Asia, Indonesia
menduduki peringkat pertama di atas Negara India dan Malaysia (Andrew, 1993).
Menurut Jepson (1994) dari keseluruhan jenis burung yang ada di Indonesia
sekitar 381 jenis diantaranya merupakan jenis endemik. Khusus untuk pulau Sumatera,
termasuk juga pulau-pulau kecil sekitarnya terdapat 397 jenis burung, 22 jenis
diantaranya merupakan jenis yang endemik (MacKinnonet al., 1998).
Salah satu ekosistem hutan yang menjadi habitat burung adalah Hutan Lindung
Mangkurajo. Berdasarkan SK.Menhut No.383/Kpts-II/1985 tanggal 27 Desember 1985
Hutan Mangkurajo terletak dalam kawasan Hutan Lindung Rimbo Pengadang yang
termasuk dalam kelompok Hutan Lindung Bukit Daun. Secara geografis, kelompok
kelompok Hutan Lindung Bukit Daun terletak antara 03°14'27" - 03°53'16" LS dan
102°05' - 102°40' BT.
Penelitian keanekaragaman jenis burung di Propinsi Bengkulu sudah banyak
dilakukan oleh mahasiswa kehutanan UNIB, tetapi daerah studinya sebagian besar
berada di hutan mangrove dan wilayah pesisir pantai, sedangkan untuk penelitian di
wilayah hutan dataran rendah masih sedikit, seperti di kawasan Hutan Lindung Rimbo
Pengadang. Penelitian mengenai keanekaragaman jenis burung di kawasan Hutan
Lindung Rimbo Pengadang khususnya di daerah Hutan Mangkurajo perlu dilakukan,
karena informasi mengenai keanekaragaman jenis burung belum diperoleh dan
penelitiannya belum pernah dilakukan sampai saat ini oleh mahasiswa Kehutanan.
Berdasarkan survei yang dilakukan di Hutan Mangkurajo, keanekaragaman jenis burung
di daerah ini cukup tinggi. Mengingat pentingnya peranan burung dalam ekosistem
hutan, maka perlu dilakukan penelitian mengenai keanekaragaman jenis burung ini agar
diperoleh data yang mungkin dapat bermanfaat dalam pengelolaan kawasan Hutan
Lindung Rimbo Pengadang.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui keanekaragaman jenis burung yang ada di kawasan Hutan Lindung
Rimbo Pengadang.
2. Mengetahui kepadatan jenis burung yang ada di kawasan Hutan Lindung Rimbo
Pengadang.
3. Mengetahui kelimpahan yang ada di kawasan Hutan Lindung Rimbo Pengadang.